Rabu, 05 November 2014

Ke-sempat-an

Selamat pagi, siang, sore atau malam.

Ada yang bilang, kesempatan itu gak akan pernah datang dua kali. Sekali kamu mendapatkan kesempatan itu, gunakanlah tanpa perlu banyak berpikir. Karena kesempatan yang sama takkan pernah datang dua kali. Karena waktu takkan sebodoh itu untuk mengulangi. Jangan biarkan bayangan dari keragu-raguan menghantuimu. Kamu adalah hantu bagi dirimu sendiri dan cahaya bagi bayanganmu. Seperti lentera diujung dermaga dan sinar diatas mercusuar.

Dibalik suatu kesempatan pasti ada keragu-raguan. Keragu-raguan adalah musuh terbesar. Seperti siap menikammu dari belakang. Dan bagai pisau bermata dua, keragu-raguan akan datang dan menghempaskanmu dari kesempatan. Dia akan menunggu sampai ada celah diantara pilihanmu. Kemudian datang dan menghancurkan kesempatan yang ada. Buatlah keputusan yang bijak dan jangan memikirkan apa yang akan terjadi. Yang akan terjadi maka terjadilah. 


catatan: 
sebenernya pengen nulis tentang dia tapi percuma sih dia juga gak bakal baca.

Kamis, 14 Agustus 2014

Hai

Hai. Satu kata, tiga huruf yg selalu diucapkan seseorang ketika bertemu dengan orang yg dikenalnya atau orang asing. Kata sederhana ini bisa jadi adalah gambaran pintu gerbang dari adanya suatu hubungan atau perpisahan. Bisa menjadi suatu awal dari rasa cinta atau benci. Karena hai adalah suatu awal maka bye adalah suatu akhir. Bye adalah gambaran pintu keluar. Hai dan bye tidak bisa bersatu. Mereka bagai air dan minyak, es dan api, matahari dan bulan serta aku dan kamu. Dimana ada hai kemungkinan akan ada bye. Dan dimana ada bye kemungkinan juga akan ada hai baru. Hai dan bye adalah antonim. Berbeda tapi memiliki satu makna. Jgn takut untuk hai pada orang asing karena kemungkinan akan ada bye. Sama halnya dengan jgn takut untuk terbang karena kemungkinan akan jatuh ke bawah. Bye.


Catatan:
To the girl that text first. You da real MVP.

Jumat, 25 Juli 2014

Strong and Independent Woman

Hari ini gue gak mau terlalu serius di tulisan gue ini, soalnya bukan tentang hidup atau tentang bagaimana caranya bersyukur tapi lebih menjurus ke (agak males juga nulisnya) cinta. Bukan tentang perjalanan cinta gue (sedikit sih) tapi lebih ke pengalaman cinta. Udah lama banget gue gak bahas masalah ini sih. Sebenernya lebih ke gengsi makanya gue gak pernah nulis tentang begini. Ada aja temen gue yang baca kalo soal yang begini ini. Terus ngecengin dikomentar. Ada.

Cukup kali ya intermezzo-nya. Jadi gini, sesuai dengan judul gue, yang artinya kurang lebih wanita yang kuat dan mandiri. Definisi kuat disini bukan kuat dalam artian fisik yang sekuat Ade Rai. Bukan, serem banget kalo ada cewek sekuat itu. Tapi kuat yang bukan kuat begitu. Dan mandiri juga bukan makan sendiri tapi mandiri bahwa dia bisa melakukan apa aja sendiri. Dia wanita ketiga yang gue bilang begitu. Yang pertama sama yang kedua lo cari tau aja sendiri, kepo banget. Sebenernya kalo ketemu atau di sosial media gue gak pernah bilang kalo dia itu strong and independent. Gak pernah, malah sebaliknya. Dia yang bilang gitu. Malahan kalo di chat atau di sosial media gue selalu bikin emosi dia. Eh, nanti dia baca terus kepede-an lagi. Bukan lo, bukan.

Balik lagi, kenapa gue bilang dia begitu, karena menurut gue dia emang begitu. Dari matanya juga udah keliatan kalo dia kuat dan mandiri (sotoy bgt gue). Walaupun badannya kecil dan pendek. Tapi emang rata-rata cewek itu kecil dan pendek sih. Bukan pengen bandingin tapi emang kenyataannya begitu. Agak bodoh juga gue nulis tentang dia disini. Pasti udah ngerasa banget kalo udah baca sampai sini. Terus chat gue, terus bilang kalo tulisan ini buat dia bukan, terus maksa-maksa gak jelas buat akuin, terus senyum-senyum sendiri deh. Yah kalo dia baca. 

Sebenernya ini bukan termasuk dalam kategori pengalaman cinta gue tapi lebih mengarah ke iseng-iseng doang gue nulis ini. Terus dimana cintanya? Gak ada, emang dari awal gue males nulis tentang begituan.


Kamis, 10 Juli 2014

Intro-vert.

Selamat pagi, siang, sore atau malam.

Tanpa mengurangi rasa hormat, hari ini saya akan mulai menulis sesuatu di blog ini. Bukan curahan hati atau keluhan tapi lebih kepada sebuah pengalaman.
Hidup itu bagaikan roda. Berputar dan terus berputar. Tidak ada seorang pun yang bisa menebak apa yang akan terjadi di hari esok. Oleh karena itu manusia selalu sibuk menyiapkan segala sesuatu demi untuk melewatinya.

Apa yang terjadi dengan hidup apabila seorang manusia terus melakukan aktivitas yang sama setiap harinya? Apakah itu pantas disebut dengan hidup? Apakah itu pantas disebut dengan "menikmati dunia"? Sadarlah, bahwa dunia itu luas. Setiap manusia pantas untuk memilih hidupnya masing-masing. Hidup itu hanya sekali, kawan. Keluar dan nikmati dunia. Walapun akhirnya dunia hanya akan melahap kamu. Tapi setidaknya kamu telah berusaha. Tidak ada usaha yang sia-sia.

Itu dia, usaha. Tidak ada usaha yang sia-sia. Menurut saya semua usaha pasti ada hasilnya, setidaknya didalam berusaha itu kamu menemukan sebuah proses dari kamu mendapatkan sesuatu. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bukan karena hasil akhirnya tapi adalah proses dari kamu mencapainya. Karena tanpa proses tidak akan ada hasil akhir. Dan selalu berpikir positif untuk mendapatkan sesuatu. Karena dengan berpikir positif kamu tidak akan terlalu terbebani oleh resiko untuk gagal. 

Memang lebih mudah diucapkan daripada melakukan. Ada seorang teman yang berbicara seperti itu kepada saya. Seperti sebuah tusukan yang berbentuk sindiran. Karena mungkin selama ini dia menyimpulkan bahwa semua perkataan saya hanya berakhir menjadi sebuah perkataan bukan hasil yang nyata. Dari situ saya berusaha instrospeksi diri. Setidaknya perkataan teman saya itu memang ada benarnya. Saya tidak lebih dari manusia yang bermulut besar, yang hanya berbicara tanpa berbuat, dan yang lebih banyak menjilat ludah sendiri daripada mencapai suatu tujuan. Dan mereka pasti lebih mengenal saya daripada saya mengenal diri saya sendiri.

Tapi disisi lain saya meng-kategorikan diri saya sebagai introvert. Suatu sifat dimana manusia lebih tertutup kepada manusia lainnya. Dan merasa asing ketika tiba-tiba berbicara didepan publik. Introvert lebih untuk berpikir lebih dahulu sebelum bertindak. Mereka bersimulasi didalam otaknya untuk memprediksi resiko apa yang akan terjadi kedepannya. Tetapi terlalu lama berpikir juga tidak baik. Mungkin orang lain yang sudah mengerti saya sejak lama memahami apa yang sudah saya tuliskan ini. Mungkin juga tidak. Rata-rata orang hebat itu adalah introvert, apabila diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu orang tersebut tidak akan mengecewakan. Dan terus berpegang teguh pada apa yang ada dipundaknya. Karena dia tahu bahwa dia tidak hanya membawa satu kepercayaan.
Sekian dan terima kasih.