Kamis, 03 Oktober 2013

Pendakian Pertama

Pendakian pertama Gunung Slamet.

Tepat hari jumat minggu pertama dimulai perkuliahan teman-teman satu kelas berangkat menuju Purbalingga, setelah tengah hari. Hari itu semua tampak bersemangat. Ketika semua barang sudah dipersiapkan sekitar jam 14.00 semua bergegas pergi menuju Purbalingga menggunakan sepeda motor. Setelah sekitar 2 jam perjalanan, tibalah di basecamp Bambangan. Setelah melakukan registrasi kepada petugas, sekitar jam 16.00 semua mempersiapkan diri untuk pendakian. Tak lupa memanjatkan doa kepada sang Maha Kuasa agar semua selamat sampai ke puncak dan kembali lagi dengan selamat pula. Setelah berdoa dan melakukan beberapa sesi foto, pendakian pun dimulai.

Medan dari basecamp menuju pos 1 sebenarnya terhitung biasa saja (untuk para pendaki) tetapi tidak kepada orang yang baru pertama kali melakukan pendakian. Jalan menanjak diapit oleh ladang para petani. Ladang yang berupa tomat, cabai merah, daun bawang, kol dan lain sebagainya. Belum setengah perjalanan, kami berhenti akibat capai karena belum terbiasa, dalam arti belum terbiasa dengan jalan kaki yang menanjak serta membawa tas carrier untuk persediaan logistik diatas. Setelah merasa cukup istirahat, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Kali ini tanahnya agak berpasir sehingga membuat medan menjadi licin.

Setelah sekitar 2 jam berjalan, kurang lebih jam 18.00 sampai di pos 1. Perjalanan pun dihentikan untuk sementara, ada yang solat ada pula yang melemaskan otot untuk perjalanan berikutnya. Setelah istirahat selesai matahari sudah tidak menampakkan cahayanya lagi, oleh karena itu sangat diperlukan penambahan alat berupa senter. Setelah semua persiapan sudah siap, sekitar pukul 19.00 perjalanan dilanjutkan menuju pos 2. Setelah melewati pos 1 medan yang dihadapi samar-samar terlihat akibat kegelapan malam. Yang terlihat hanya pandangan lurus kedepan. Sekeliling nampak hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sebenarnya aura mistis sudah menghinggapi semua orang. Semuanya tak lupa untuk memanjatkan doa supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa kali perjalanan berhenti karena ada beberapa orang yang merasa capai. Setelah berjalan kurang lebih sekitar 1 jam sampai lah di pos 2. Ada beberapa orang yang camp di pos 2 karena mungkin sudah terlalu malam untuk melanjutkan perjalanan.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 20.00 oleh karena itu perjalanan dilanjutkan demi untuk mempersingkat waktu. Target awal adalah kita melakukan camp di pos 5 tetapi karena berjalan santai dan terlalu banyak istirahat oleh karena itu diputuskan untuk malam itu kita melakukan camp di pos 3. Waktu menunjukkan pukul 21.00 dan tibalah di pos 3, semuanya pun bergegas mengeluarkan berbagai macam peralatan untuk camp dan makan malam. Setelah tenda terpasang dan semuanya telah makan maka diputuskan untuk segera beristirahat untuk memulihkan tenaga. Esok paginya ternyata tidak sedikit orang yang tidak bisa tidur karena dingin, tetapi setidaknya kita sudah beristirahat cukup. Semuanya bangun pukul 06.00 ketika itu udara dingin menusuk ke tulang. Oleh karena itu kita pun segera membuat sarapan supaya tidak ada yang sakit nantinya. Setelah sarapan dan merapikan tenda jam 09.00 kita semua melanjutkan perjalanan kembali. Belum 5 menit berjalan kita semua berhenti karena ada yang capai. Demi mempersingkat waktu kita tak lagi berjalan santai. Tetapi apabila ada yang capai harus memberitahu kepada sweeper di belakang.

Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 memakan waktu setengah jam perjalanan normal dan 1 jam perjalanan santai. Sekitar pukul 10.00 kita semua sampai di pos 4. Di pos yang bernama Samarantu ini terkenal angker. Banyak yang bilang untuk jangan melakukan camp di pos ini. Setelah beristirahat cukup rombongan kembali melanjutkan perjalanan, kali ini untuk mencapai pos 5 trek mulai menanjak. Perjalanan dipercepat demi mempersingkat waktu. Sekitar pukul 12.00 rombongan tiba di pos 5. Di pos ini terdapat mata air oleh karena itu kami pun segera mengisi botol kosong yang kami bawa untuk diisi dengan air di pos ini. Walaupun airnya bercampur dengan belerang tetapi tidak menyurutkan niat kami untuk mengisi botol yang kosong. Setelah mengisi air kami pun segera berangkat menuju pos 6. Perjalanan menuju pos 6 berpasir dan menanjak. Oleh karena itu kami pun harus memberi jarak satu sama lain. Karena pasir bisa saja masuk ke mata atau pun hidung.

Perjalanan memakan waktu satu jam untuk menuju pos 6. Setelah istirahat cukup dan berfoto-foto kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Banyak yang berhenti karena capai atau pun kram. Tapi tidak menurunkan semangat kami untuk tetap melanjutkan perjalanan. Dari pos 6 ke pos 7 trek mulai menanjak tidak karuan. Jalannya berpasir dan licin. Tetapi semangat kami tidak luntur, demi untuk mencapai puncak tertinggi di Jawa Tengah.

Setelah perjuangan yang cukup berat dan kaki yang sudah tidak sanggup lagi menahan beban, tibalah kami di pos 7. Di pos ini nantinya kita akan melakukan camp yang kemudian dilanjutkan pendakian ke puncak. Jarum jam menunjukkan pukul 14.00 kami pun mengeluarkan kembali tenda dan peralatan logistik. Setelah tenda terpasang dan makanan sudah matang, kami pun makan siang. Rombongan beristirahat di pos 7 ini, ada yang mencari kayu bakar untuk membuat api unggun, ada yang sekedar berfoto dan ada yang tidur. Di pos 7 ini terlihat jelas lautan awan membentang di depan. Menjelang sore horison dari puncak Slamet terlihat. Sungguh indah keagungan-Mu Tuhan.

Di sore hari udara semakin menusuk tulang, oleh karena itu banyak yang memakai pakaian double demi untuk menghangatkan tubuh. Atau pun sekedar duduk di dekat api unggun supaya udara menjadi hangat, tetapi kalau sudah tidak dekat dengan api unggun, udara kembali menusuk tulang. Hari berganti malam, kami pun segera membuat makan malam supaya nantinya ketika melakukan pendakian ke puncak kondisi tubuh kami prima. Setelah makan kami pun beristirahat.

Pukul 04.00 kami pun segera bangun. Udara di pos 7 ini luar biasa dingin. Bukan hanya menusuk tulang tetapi sudah menusuk ke jantung, paru-paru, hati dan organ dalam lainnya. Baru pertama kali kami merasakan udara yang sangat dingin. Seperti di pos 3 memang wajar apabila banyak yang tidak bisa tidur karena udara yang luar biasa dingin. Terlebih lagi karena udara di pos 7 lebih ekstrim dibanding pos 3. Kami pun mencoba mengalihkan udara dingin tersebut. Demi untuk mencapai puncak Slamet. Setelah melakukan persiapan kami pun tidak lupa untuk berdoa kepada yang Maha Kuasa agar kami semua bisa mencapai puncak dengan selamat.

Perjalanan pun dimulai, kali ini kami tidak membawa carrier. Carrier kami tinggalkan di pos 7. Setelah berjalan sekitar setengah jam disinilah pendakian yang sesungguhnya dimulai. Kami dihadapkan dengan trek yang luar biasa curam dengan bebatuan vulkanik. Tentu semangat kami tidak pudar, perlahan namun pasti kami mendaki walau dengan terlungkup sekali pun. Belum ada setengah perjalanan kami berhenti karena ada beberapa orang yang tertinggal di belakang. Setelah semua orang sudah lengkap perjalanan dilanjutkan. Dan juga supaya kita tidak lama diam, karena apabila kita semakin lama diam maka udara dingin akan dengan cepat menusuk tulang.

Perjalanan yang bagai tidak ada habisnya kami tempuh dengan semangat dan motivasi pribadi yang tinggi. Setiap kali kami merasa bahwa kami telah berjalan cukup jauh kami melihat keatas dan ternyata puncak dari Gunung Slamet ternyata masih jauh. Kami menyemangati satu sama lain, kami memotivasi satu sama lain. Karena kami tidak ingin ada yang tertinggal dan putus asa. Matahari sedikit demi sedikit sudah menampakkan cahayanya kemudian dibarengi dengan adzan subuh yang berkumandang. Hal itu terus memotivasi kami. Karena tujuan kami adalah mencapai puncak ketika sunrise.

Ketika sudah mendekati puncak dan semangat kami sudah mulai pudar, kami ingat akan motivasi pribadi kami dan mengapa kami melakukan pendakian ini. Kami terus berdoa dan memotivasi diri kami dan yang lain. Walaupun langkah yang sedikit demi sedikit, meskipun bebatuan yang tajam dan udara yang luar biasa dingin kami terus melangkah.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan kami semua pada akhirnya tiba di puncak Slamet, ada beberapa yang dari kami begitu tiba di puncak langsung sujud syukur kepada yang Maha Kuasa. Kami bersyukur karena kami semua bisa dengan selamat mencapai puncak Slamet. Begitu tiba di puncak kami menikmati sunrise yang begitu luar biasa indah, yang tidak bisa kami temukan setiap harinya. Kami menikmati setiap detik kami berada di puncak. Lautan awan terhampar luas didepan mata. Terlihat dari jauh Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang berjajar, dan dibelakangnya terlihat samar Gunung Merbabu. Kami menikmati keindahan yang mungkin hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Didalam hati kami bangga sekaligus terharu. Pada akhirnya kami bisa mecapai puncak gunung tertinggi ketiga di pulau Jawa dan gunung tertinggi di Jawa Tengah.





tambahan: ketika kamu berhasil mencapai puncak hal yang teringat bukan hasil dari kamu berhasil tetapi dari proses yang teramat sangat susah untuk mencapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar